Jumat, 29 Juni 2012

Rahasia dibalik kebahagian pria : mencuci piring agar hidup tenang


Oleh: John Bingham, Editor Masalah Sosial


Mereka mungkin terdaftar di bar sebagai yang "jempol ke bawah", tapi suami yang melakukan pekerjaan lebih banyak di rumah lebih bahagia daripada mereka yang tidak, menurut para ahli di Universitas Cambridge.


Sebuah penelitian tentang pria di tujuh negara menemukan bahwa mereka yang memanggul bagian tanggung jawab yang lebih besar dalam negeri memiliki rasa sejahtera dan menikmati kerja dan hidup seimbang lebih baik.


Namun para ahli menjelaskan bahwa, sementara ini mungkin sebagian dikarenakan mereka merasakan sedikit rasa bersalah, alasan utamanya bisa saja mereka dengan mudah mempelajari rahasia hidup tenang.


Sosiolog menggunakan data reguler European Social Survey yang membandingkan gaya hidup orang-orang di Swedia, Norwegia, Denmark, Belanda, Jerman, dan Inggris.


Semua peserta yang diuji diberi pertanyaan standar yang digunakan untuk mengukur kebahagian atau kesejahteraan mereka seperti apakah mereka merasa terberkahi dalam hidup dan apakah mereka bangun dengan perasaan segar.


Mereka juga ditanya serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengukur level konflik kerjaan dan kehidupan.


Semua jawaban dari pria dan wanita kemudian dibandingkan dengan pertanyaan tersendiri bersangkutan dengan seberapa banyak waktu yang mereka luangkan untuk tugas-tugas seperti memasak, mencuci, berbelanja, dan melakukan aktivitas sendirian.


Para peneliti berharap menemukan bahwa dimana pria memikul lebih banyak tanggungan, level kebahagian wanita jadi lebih tinggi.


Bahkan mereka menemukan bahwa pria yang lebih bahagia saat kehadiran istri atau pacar mereka sangat setia.


Para pria yang melakukan lebih banyak pekerjaan rumah secara umum dilaporkan sedikit memiliki konflik kerja dan hidup serta memiliki skor sedikit lebih tinggi untuk kesejahteraan secara keseluruhan.


Prof Jacqueline Scott, profesor sosiologi empiris di Cambridge, rekan penulis sebuah buku tentang peran gender dimana penelitian yang disertakan, mengatakan ini mungkin dikarenakan pria lebih mendukung kesetaraan gender daripada di masa lalu.


Namun ia menambahkan bahwa ini juga mungkin karena wanita saat ini lebih vokal menyatakan perasaan mereka tentang suami pemalas yang diketahui.


"Zaman telah berubah," katanya.


"Sangat wajar sebuah filosofi menjadi impian, jika Anda mengalami sesuatu yang tidak menghidupkan sampai Anda lebih siap mengungkapkan ketidakpuasan - dan tentunya inilah yang dirasakan pria.


"Mereka lebih banyak terlibat konflik keluarga."


Dia menambahkan: "Adalah masuk akal dari literatur untuk berpikir bahwa wanita akan sangat diuntungkan jika para pria melakukan lebih namun itu bukan yang kami temukan dan itulah yang menarik."


"Saya pikir itulah yang sebenarnya dikarenakan perempuan pada umumnya menerima saja bahwa mereka harus melakukan pekerjaan ganda."


"Ini tidak berarti bahwa kesejahteraan mereka meningkat jika pria melakukan lebih dari pengukuran ini."


Sumber: http://www.telegraph.co.uk/family/9356714/Secret-of-a-mans-happiness-do-the-dishes-for-a-quiet-life.html

Protected by Copyscape Duplicate Content Tool